Budidaya durian dan cara menanam durian sudah banyak dilakukann oleh para petani di Indonesia, namun untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian kita butuh informasi yang lebih banyak tentang seputar budidaya durian ini.
seperti kita ketahui kualitas durian yang cukup baik dan dikenal di dunia internasional yaitu dari negara Thailand. Tetapi sekarang di Indonesia sudah banyak petani yang dapat menghasilkan buah durian yang tidak kalah bagusnya di banding dari negara-negara lain, karena petani durian di Indonesia sekarang sudah banyak menggunakan metode-metode cara budidya durian maupun cara menanam durian dengan baik. di catatan kali ini kita akan membahas bagaimana cara budidaya durian yang baik agar kualitasnya dapat memuaskan.
Iklim
Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000 – 3500 mm/tahun dan minimal 1500 – 3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1 – 2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus.
Intensitas matahari yang dibutuhkan durian adalah 60 – 80%. Durian yang baru ditanam di kebun tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20 – 30°C pada suhu 15°C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan terbakar
Tanah
Jenis tanaman durian menghendaki tanah yang subur dan kaya bahan organic. Partikel tanah seimbang antara pasir, tanah liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.
Tanah yang cocok untuk tanaman durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi. Dan keasaman tanah yang cucuk untuk durian adalah (pH) 5 – 7, dengan pH optimum 6 – 6,5.
Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalaman cukup, antara 50 – 150 cm dan 150 – 200 cm. jika kedalaman air terlalu dangkal rasa buah tidak manis tetapi tanaman akan kekeringan apabila terlalu dangkal.
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit atau memiliki kemiringan yang cukup tinggi kurang baik disbanding dengan lahan yang datar.
Pembibitan
Bentuk fisik benih yang baik harus memiliki sifat-sifat genetic yang baik dan tidak mengandung penyakit, setelah didapat benih baru kita tentukan benih yang baik dan sehat dengan cara pemilihan sebagai berikut:
1. Bentuk, ukuran dan warnanya harus seragam, kalau benih itu bulat semuanya harus berbentuk bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong), begitupun kalau kita pipih berarti harus semua pipih. Ukuran dan warna harus seragam, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.
2. Permukaan benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur.
3. Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya.
4. Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.
Ciri benih yang baik yaitu dapat dilihat langsung pada saat akan dibeli. Benih yang baik memiliki daya tahan tubuh yang baik, cara memilihnya kita bisa melihat salah satu benih dengan cara mengupasnya kemudian lihat lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga itu untuk menjadi tanaman muda. Namun ada juga benih yaung sudah dikemas, hal ini memang sulit untuk kita mengecek baik tidak nya benih tersebut, walaupun sudah memiliki jaminan sertifikat. Hal itu tidak menjamin benih bagus sepenuhnya.
Persyaratan biji untuk bibit sebagai berikut:
a. Asli dari induknya
b. Segar dan sudah tua
c. Tidak kisut
d. Tidak terserang hama dan penyakit
Penyiapan Benih dan Bibit
Perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generative (dengan biji) atau vegetative (okulasi, penyusunan atau cangkok).
a. Pengadaan benih dengan cara generative
Memilih biji-biji yang murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang terpilih dikeringkan di tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah atau rusak dan merosot daya tahan tubuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2 – 3 minggu sesudadh diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.
b. Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, system perakaran bagus dan produktif, biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8 – 10 bulan, dengan cara:
Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2 – 3 cm sehingga mirip lidah.
Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
Sisipkan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak.
Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.
c. Penyusuan
• Model tusuk atau susuk
Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju ke arah pucuk. Panjang belahan antara 1 – 1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan ke belahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali raffia.
Selama masa penyusunan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus dusangga atau diikat pada tanaman induk (batabg tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup, biasanya, setelah 3 – 6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model susuk atau tusuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum berkayu keras.
• Model sayatan
Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama.
Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
Setelah kedua batang tersubut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
Setelah 2 – 3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama beratri penyususan tersebut berhasil.
Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong atau dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting atau cabang pohon durian dewasa.
d. Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besr cabang tidak lebih besar dari ibu jari (diameter = 2 – 2,5), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, kalau pada musim kering kita harus menyiramnya secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut :
Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sihingga kulitnya terlepas.
Bersihkan lender dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos).
Jika menggunakan tanah, tambahkan puppuk kandang atau kompos denga perbandingan 1 : 1. Media cangkok dibungkus dengan plastic atau sabut kelapa, kemudian kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.
5. Sekitar 2 – 5 bulan, akar akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam dikeranjang persemaian berisi media tanah yang subur.
Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaik ditanamnya tidak ditanam langsung dilapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian, biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dulu sebelum ditanam dipersemaian atau langsung ditanam di polibag.
Caranya biji dideder di plastic atau anyaman bamboo, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1 : 1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6 – 8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20 – 23 °C). biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup bagian calon akar tunggang menempel ke tanah, dan sebagian masih kelihatan si atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan yang lainnya adalah 2 cm membujur dan 4 – 5 cm melintang.
Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan fungisida, kemudian kota sebelah atas ditutup pelatstik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2 – 3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsug masuk kedalam media yang panjangnya ± 3 – 5 cm. saat itu tutup plastic sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan dipersemaian pembesar atau polibag.
Pemindahan Bibit Durian
Bibit yang akan di pindahkan kelapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75 – 150 cm atau berumur 7 – 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.
Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu atau jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.
2. Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanam bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, poko-poko batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan.
3. Pembentukan Bedeng
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian campur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi.
Untuk ukuran bedengab lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saaat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur atau bakteri pembusuk jamur.
Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh askarnya ditanam dengan jarak 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibutkan lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.
4. Pengapuran
Keadaan tanaha yang kurang subur, seperti tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 – 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Pengapuran sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. 2 samapai 4 minggu sebelum pengapuran, sebainya tanah dipupuk dulu dan disiram 4 – 5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsure Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomite.
Teknik Penanaman Durian
1. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta system budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m.
Intensifikasi kebundurian, terutama waktu biibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidya tupangsari yang biasa dilakuakan yakni dengan tanaman horti (Lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanag dan ubi jalar).
2. Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1m. saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, dan tanah galian bawah dikumpulkan di sebelah kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fosfat.
Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampur insektisida butiran seperti furadan 3 G. selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutup lubang sebaiknya dilakukan 7 – 15 hari sebelum penanaman bibit.
3. Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75 – 150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang tertutup digali kembali dengan uukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut:
- Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati).
- Bibit dimasukkan ke dalam tanam sampai batas leher.
- Lubang di tutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
- Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
- Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung